logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Bangun Smelter Gandeng China, Inalum Bakal Hemat Rp 9,10 T

Bangun Smelter Gandeng China, Inalum Bakal Hemat Rp 9,10 T
Jakarta, CNBC Indonesia- Holding Industri Pertambangan (HIP) PT Inalum (Persero) bersama PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan produsen alumina terbesar kedua di dunia Aluminum Corporation of China Ltd (CHALCO) dari Tiongkok akan bekerja sama melakukan hilirisasi produk tambang di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

Melalui PT Borneo Alumina Indonesia (BAI), ketiga perusahaan tersebut akan bekerja sama membangun pabrik pemurnian untuk memproses bauksit menjadi alumina, yang merupakan bahan baku utama untuk membuat aluminium ingot. INALUM sendiri merupakan produsen aluminium ingot satu-satunya di Indonesia, dan nantinya akan menyerap sebagian besar alumina dari BAI.

Dengan adanya proyek hilirisasi ini, perusahaan diproyeksikan akan menghemat devisa sebesar US$ 600 juta atau setara Rp 9,10 triliun. Pasalnya, selama ini perusahaan masih mengimpor alumina yang merupakan bahan baku pembuat alumunium ingot. Adapun, saat ini kapasitas produksi Inalum tercatat sebanyak 250 ribu metrik ton aluminium ingot per tahun dan membutuhkan 500 ribu metrik ton alumina.

"Dengan kerja sama ini, mampu melepaskan ketergantungan pasokan dari luar negeri dan mengurangi devisa impor sekitar US$ 600 juta, dan yang tak kalah penting, proyek ini akan memberikan nilai tambah bauksit yang selama ini diekspor dalam bentuk ore dan membangun industri aluminium terintegrasi yang berkelanjutan," ujar Direktur Pelaksana Inalum Oggy A Kosasih melalui keterangan resminya.

Kerja sama ini meliputi proyek dengan nama teknis Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR). Konstruksi proyek SGAR dilakukan dalam 2 tahap dengan total kapasitas produksi 2 juta metrik ton alumina. Peletakan batu pertama untuk pabrik pemurnian tahap 1 dengan kapasitas 1 juta metrik ton rencananya akan dilaksanakan pada kuartal 4 tahun 2018 dan diharapkan dapat mulai produksi pada 2021.

Investasi untuk membangun pabrik tahap 1 tersebut diperkirakan sekitar US$ 850 juta.

Kerja sama ketiga perusahaan tersebut tertuang dalam penandatanganan kesepakatan pada 11 Oktober 2018 di acara Indonesia Investing Forum 2018, IMF-World Bank Annual Meetings 2018 di Nusa Dua, Bali. Adapun, penandatangan kerja sama proyek SGAR tersebut dilakukan oleh Oggy A Kosasih dengan Presiden Direktur CHALCO Hongkong Li Wangxing.

CHALCO dipilih selain reputasinya sebagai produser alumina nomor satu di Tiongkok dan nomor dua di dunia, perusahaan tersebut jga mempunyai pengalaman teruji dalam menjalankan industri aluminium terintegrasi dari bauksit hingga ke produk hilir aluminium. CHALCO juga memiliki teknologi yang efisien dengan biaya operasional yang rendah dan berpengalaman mengoperasikan pabrik SGAR. (gus)