logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Ini emiten tambang yang bakal diuntungkan dari beleid energi terbarukan

Ini emiten tambang yang bakal diuntungkan dari beleid energi terbarukan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2021 menjadi tahun penting bagi para pengembang energi terbarukan alias renewable energy di Indonesia. Sepanjang tahun ini, pemerintah telah menerbitkan dua peraturan penting pada bisnis ini.

Pertama peraturan menteri ESDM no 26/2021 tentang penggunaan pembangkit listrik tenaga surya atap (rooftop solar power system). Kedua adalah rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PLN untuk tahun 2021 hingga 2030.

Pemerintah berharap kedua peraturan ini bisa memfasilitasi pertumbuhan bisnis renewable energy hingga 23% dari energi mix di Indonesia pada tahun 2025. Salah satu poin penting dalam peraturan baru untuk solar rooftop system adalah kemampuan pelanggan untuk menjual 100% listrik yang dihasilkan oleh rooftop solar panel ke PLN.

Selanjutnya rencana usaha pembangkit tenaga listrik (RUPTL) pada tahun 2021 - 2030 menetapkan target ambisius renewable energy untuk mencapai lebih dari 51% dari energy mix nasional pada akhir tahun ini. Analis CGS CIMB Ricky Ho dalam riset 14 Desember 2021 menjelaskan, hal ini meningkatkan harapan bahwa Indonesia dapat segera menanggulangi peraturan dan sistem yang tidak mendukung yang telah lama menghambat pembangunan renewable energy di Indonesia.

Baca Juga: Pemerintah Perlu Akselerasi Industri Antara untuk Serap Produk Olahan Smelter

Terlebih pendanaan di Indonesia cukup terbatas khususnya menyangkut renewable energy. Sebab pasar finansial utamanya didorong oleh green energy dan sustainable finance yang menawarkan peluang refinancing ke depan. Penurunan belanja modal dan penurunan cost of debt dan ekuitas akan menguntungkan solar PV.

Karena itu, CGS CIMB masih mempertahankan rating neutral pada sektor saham pertambangan. Pada sektor ini, CGS CIMB menyarankan ADD saham PT United Tractors Tbk (UNTR) dengan target harga Rp 33.000 per saham.

"Kami menanggapi energy transition karena UNTR berprogress dalam diversifikasi untuk keluar dari thermal coal business," jelas Ricky dalam riset. Selain itu posisi kas UNTR cukup besar yakni mencapai Rp 31 triliun setara dengan US$ 2,2 miliar naik 16% secara kuartalan atau naik 54% secara year on year (yoy).

Dimana posisi utang UNTR hanya Rp 10,5 triliun dengan net gearing 0,3 kali atau 25% dari market cap. Ini akan membantu selama heavy capex cycle dalam energy transisi ke depan.

Tiga saham emiten tambang lain dalam coverage CIMB CGS diantaranya adalah PT Adaro Energy Tbk (ADRO) disarankan untuk hold dengan target harga Rp 1.800 per saham. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) juga diberi rekomendasi untuk Hold dengan target harga masing-masing di Rp 2.500 dan Rp 19.200 per saham.