Antam Pede Siap Pasok Kebutuhan Smelter Dalam Negeri
Bijih mineral yang ada di Indonesia memiliki beberapa karakteristik yang tidak seluruhnya dapat diolah di dalam negeri. Pasalnya keragaman teknologi pengolahan masing-masing karakteristik mineral bijih dan tingkat keekonomian yang ditentukan oleh besaran investasi dan biaya produksi.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk (Antam), Tedy Badrujaman belum lama ini kepada wartawan di Jakarta.
“Adapun pemanfaatan bijih mineral yang belum diolah tersebut dapat dilakukan melalui ekspor bijih mineral mengingat keterbatasan kapasitas pabrik pemrosesan di dalam negeri,” tuturnya.
Menurut Tedy, apabila diberi kepercayaan untuk mengekspor kembali, maka Antam akan mengalokasikan bijih nikel kadar tinggi untuk seluruh smelter dalam negeri dengan harga yang lebih murah dari harga pada saat ini.
Sedangkan, tambahnya, untuk bijih nikel yang tidak dapat dikonsumsi di dalam negeri akan diekspor. Bijih sisa ini mempunyai kadar yang lebih bagus dari bijih nikel dari Filipina sehingga bila bijih nikel dari Indonesia masuk ke pasar ekspor maka akan menyubstitusi bijih nikel dari Filipina.
Oleh karena itu, Tedy menegaskan, dengan jumlah cadangan dan sumber daya nikel sejumlah 988,30 juta wmt yang terdiri dari 580,20 juta wmt bijih nikel kadar tinggi dan 408,10 juta wmt bijih nikel kadar rendah, Antam akan mampu untuk memasok kebutuhan smelter dalam negeri. [us]
Polemik Freeport Indonesia dengan pemerintah kini sudah mereda. Hal tersebut ditandai dengan hadirnya CEO Freeport McMoran Richard Adkerson yang bertemu Menteri ESDM Ignasius Jonan untuk mencabut rencana gugatan arbitrase dari Freeport.
SEKITAR 60 ribu hektare lahan di Provinsi Bangka Belitung sudah sangat kritis dan lebih dari 150 ribu hektare kritis akibat aktivitas pertambangan timah.
Pemerintah tengah memfokuskan pengembangan industri berbasis smelter khususnya berbasis bijih nikel dan stainless steel di kawasan Indonesia Timur. Salah satu fokus pengembangan adalah Kawasan Industri Morowali yang dikelola oleh PT Indonesia Morowali Industrial Park (PT IMIP), berlokasi di Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah.