Bahan Baku Habis, 26 Smelter Mineral Berhenti Produksi
Sedikitnya 26 pabrik pemurnian dan pengolahan (smelter) mineral di berbagai daerah menghentikan produksi karena kehabisan bahan baku.
Namun, begitu smelter-smelter beroperasi secara serentak, stok bahan baku sangat minim. Alhasil, pengusaha smelter berebut bahan baku. Krisis bahan baku juga dipicu maraknya aksi penyelundupan mineral mentah.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Indonesia (Indonesian Mining Association/IMA), Syahrir AB juga membenarkan banyaknya smelter nikel di Tanah Air yang tidak bisa beroperasi akibat kian terbatasnya sumber daya galian tambang nikel di dalam negeri.
“Ini bertentangan dengan semangat hilirisasi yang tengah gencar digalakkan pemerintah dengan tujuan mengolah sumber daya alam lokal menjadi produk bernilai tambah tinggi bagi perekonomian nasional,” ujar Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I), Jonatan Handojo, Jum'at (19/8).
Polemik Freeport Indonesia dengan pemerintah kini sudah mereda. Hal tersebut ditandai dengan hadirnya CEO Freeport McMoran Richard Adkerson yang bertemu Menteri ESDM Ignasius Jonan untuk mencabut rencana gugatan arbitrase dari Freeport.
SEKITAR 60 ribu hektare lahan di Provinsi Bangka Belitung sudah sangat kritis dan lebih dari 150 ribu hektare kritis akibat aktivitas pertambangan timah.
Pemerintah tengah memfokuskan pengembangan industri berbasis smelter khususnya berbasis bijih nikel dan stainless steel di kawasan Indonesia Timur. Salah satu fokus pengembangan adalah Kawasan Industri Morowali yang dikelola oleh PT Indonesia Morowali Industrial Park (PT IMIP), berlokasi di Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah.