Chappy Hakim Jadi Presdir Freeport, Bagaimana Nasib Pembangunan Smelter?
Nasib proyek pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian alias smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) dipastikan tidak memiliki masa depan. Meskipun, Chappy Hakim baru saja disetujui oleh President and Chief Executive Officer Freeport McMoran Richard C Adkerson untuk menjadi Presiden Direktur Freeport Indonesia (PTFI)
Menurut Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI) Mamit Setiawan, fokus yang pertama harus dikerjakan adalah bagaimana kembali mendapatkan izin ekpor mineral mentah atau konsentrat.
"Saat ini dia (Chappy Hakim) pasti bicara kepentingan PTFI, karena dia di-hire, jadi lebih sedikit berkurang kepentingan NKRI-nya," kata Mamit kepada Okezone, Minggu (20/11/2016).
Apalagi, sambung Mamit, Freeport Indonesia tengah membutuhkan dana yang besar untuk modal pengembangan tambah bawah tanah di Papua. "Yang pasti, masa depan pembangunan smelter sudah tidak jelas lagi, karena mereka akan membangun smelter setelah ada kepastian perpanjangan kontrak," tambahnya.
Chappy Hakim, lanjut Mamit, masih belum dapat dipercayai pemerintah sebagai WNI yang dapat mengawal kepentingan pemerintah dalam menerapkan aturannya.
"Karena sekarang ini petugas Freeport Indonesia, salah satu anak perusahaan mineral terbesar di Amerika," tandasnya.
Polemik Freeport Indonesia dengan pemerintah kini sudah mereda. Hal tersebut ditandai dengan hadirnya CEO Freeport McMoran Richard Adkerson yang bertemu Menteri ESDM Ignasius Jonan untuk mencabut rencana gugatan arbitrase dari Freeport.
SEKITAR 60 ribu hektare lahan di Provinsi Bangka Belitung sudah sangat kritis dan lebih dari 150 ribu hektare kritis akibat aktivitas pertambangan timah.
Pemerintah tengah memfokuskan pengembangan industri berbasis smelter khususnya berbasis bijih nikel dan stainless steel di kawasan Indonesia Timur. Salah satu fokus pengembangan adalah Kawasan Industri Morowali yang dikelola oleh PT Indonesia Morowali Industrial Park (PT IMIP), berlokasi di Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah.