ESDM Sebut Pembangunan Smelter Freeport Tak Signifikan
Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan pembangunan fasilitas pemurnian mineral (smelter) tembaga PT Freeport Indonesia belum signifikan. Smelter berlokasi di Gresik, Jawa Timur itu membutuhkan investasi hingga US$ 2,3 miliar.
"Kami melihat progres smelter mereka belum signifikan," kata Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot di Jakarta, Senin (30/5). Soal rencana groundbreaking Juli nanti, Bambang mengaku tidak mengetahuinya. Dia bilang belum mendapatkan laporan resmi dari perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) itu. "Klaim mereka seperti itu (groundbreaking). Tapi belum ada (laporan resmi)," jelasnya.
Freeport membangun smelter di Gresik, Jawa Timur dengan investasi mencapai US$ 2,3 miliar. Smelter tersebut berkapasitas bahan baku 2 juta ton konsentrat tembaga. Berdasarkan catatan Kementerian ESDM progres smelter tersebut telah mencapai 14 persen pada Februari kemarin.
Berdasarkan catatan Beritasatu.com, awal Januari 2017 merupakan batas waktu ekspor mineral pengolahan. Artinya tidak ada lagi mineral konsentrat yang diekspor. Hanya hasil mineral hasil pemurnian yang diizinkan ekspor. Dengan kondisi progres smelter Freeport seperti ini, maka pada awal 2017 tak bisa melakukan ekspor. Kecuali pemerintah merevisi regulasi yang mengatur tentang batasan waktu ekspor mineral hasil pengolahan.
Regulasi yang dimaksud ialah Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2014.
Belakangan ini, pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan pertambangan besar marak terjadi. Setelah PT Freeport Indonesia merumahkan karyawan, ada kabar PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) berencana memangkas jumlah karyawan.
CEO Freeport McMoran Richard Adkerson kembali datang ke Indonesia. Orang nomor satu di Freeport menyambangi kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kamis (4/5/2017) sore guna memulai perundingan dengan Pemerintah Indonesia terkait kelanjutan izin operasi dari PT Freeport Indonesia (PTFI)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan selesainya permasalahan terkait Freeport Indonesia. Menurutnya, tak ada lagi negoisasi buat perusahaan asal Amerika itu, semuanya sesuai dengan aturan yang ada.