JAKARTA β PT Freeport Indonesia rencana mau mencairkan dana kesungguhan kewajiban pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) katoda tembaga sebesar US$20 juta.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot Ariyono mengatakan, perusahaan asal Amerika Serikat yang menambang di tanah Papua ini berencana mencairkan dana kesungguhan pembangunan smelter sebesar US$20 juta.
βDia (Freeport) mau mencairkan yang US$20juta kemarin itu. Dana yang US$20 juta kan belum selesai yang jaman dahulu kala itu, kwitansi-kwitansinya kan baru diserahkan,β ujar Bambang saat ditemui di kantor Ditjen Minerba, Jalan Supomo, No.10, Jakarta, Selasa (12/4).
Seperti diketahui, Freeport telah menyetor dana kesungguhan pembangunan smelter senilai US$115 juta pada 2014 dan US$20 juta pada tahun lalu. Namun, karena progres pembangunannya baru mencapai 14% atau jauh lebih rendah dari target sebesar 30%, maka pemerintah mewajibkan Freeport menyetorkan kembali dana senilai US$530 juta. Smelter itu baru akan groundbreaking pada Juli mendatang.
Belakangan ini, pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan pertambangan besar marak terjadi. Setelah PT Freeport Indonesia merumahkan karyawan, ada kabar PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) berencana memangkas jumlah karyawan.
CEO Freeport McMoran Richard Adkerson kembali datang ke Indonesia. Orang nomor satu di Freeport menyambangi kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kamis (4/5/2017) sore guna memulai perundingan dengan Pemerintah Indonesia terkait kelanjutan izin operasi dari PT Freeport Indonesia (PTFI)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan selesainya permasalahan terkait Freeport Indonesia. Menurutnya, tak ada lagi negoisasi buat perusahaan asal Amerika itu, semuanya sesuai dengan aturan yang ada.