Hampir Dua Tahun, Pembangunan PLTU di Bantaeng Belum Rampung
BANTAENG - Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), di Kabupaten Bantaeng, tepatnya di daerah Desa Papangloe, Kecamatan Pajukkukang, pesisir pantai Pajukkukang, Kabupaten Bantaeng, sampai sejauh ini belum rampung.
Padahal, peletakan batu pertama pembangunan PLTU tersebut dihadiri oleh Staf Ahli Menteri Perekonomian Bidang Pembangunan Daerah, Wahyu Utomo, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Agus Arifin Nu’mamg, Duta Besar RI untuk Malaysia, Heru Prayitno, dan Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah.
Tak hanya itu, turut hadir Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto, Wakil Bupati Bulukumba, perwakilan CMEC Cao Yeu Jun, Direktur Utama BTN Power Dato Naziruddin, serta beberapa perusahaan yang akan membangun smelter di BIP.
Bantaeng Sigma Energi (BSE) melakukan peletakan batu pertama pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2×300 MW di kawasan Bantaeng Industrial Park (BIP), Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Sumber : www.lintasterkini.com PT BSE merupakan perusahaan patungan BTN Power (M) Sdn Bhd, PT Biidznillah Tambang Nusantara, dan PT Infinity Capital. BTN Power merupakan pemegang saham mayoritas, sedangkan untuk desain dan teknologi PLTU digarap oleh China Machinery Engineering Corporation (CMEC).
Direktur Utama BTN Power Dato, Naziruddin, mengatakan peletakan batu pertama pembangunan PLTU yang menelan biaya sebesar Miliar itu, merupakan tindak lanjut dari kesepakatan antara BTN Power, CMEC, dan Pemerintah Daerah Bantaeng yang ditandatangani pada Agustus 2014 silam.
Rencananya batu bara pembangkit ini akan didatangkan dari tambang milik BTN Group di wilayah Kalimantan Selatan.
Namun sampai saat ini pembangunan smelter yang diperkirakan membutuhkan sangat banyak dana dan akan menggunakan sekitar 25% dari total 3.000 hektare kawasan BIP tersebut, sampai saat ini tidak ada perubahan sama sekali.
Hal tersebut diungkapkan oleh salah seorang aktifis mahasiswa Bantaeng bernama Yudha Jaya. “Sampai sekarang ini yang terlihat hanya papan prasasti penandatanganan saat peletakan batu pertama. Padahal ini termasuk proyek besar dan melibatkan sejumlah perusahaan besar,” urai Yudha Jaya, kepada Lintasterkini.com.(*)
Setelah babak belur pada dua tahun terakhir, kinerja positif ditorehkan PT Antam (Persero) Tbk pada tahun buku 2016. Perusahaan pertambangan itu berhasil meraih untung Rp 65 miliar.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyebut, persoalan PT Freeport Indonesia sudah selesai. Menurut dia tidak ada lagi negosiasi karena Freeport memang harus ikuti aturan pemerintah.
Kegiatan ekspor para perusahaan pertambangan sudah dibuka. Namun, sampai saat ini pembentukan tim verifikator indpendent sebagai pengawas pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (ESDM) belum juga dibentuk.