Jakarta - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir sedikit lebih rendah pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena kurs dolar AS yang lebih kuat memberikan tekanan pada logam mulia.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Juni melemah US$ 2,10, atau 0,16 persen, menjadi menetap di US$1.272,00 per ounce. Emas berada di bawah tekanan ketika indeks dolar AS naik pada Kamis, menurut para analis. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
Namun, logam mulia dicegah dari penurunan lebih lanjut karena pelemahan dalam laporan klaim pengangguran AS yang dirilis pada Kamis oleh Departemen Tenaga Kerja AS, menunjukkan bahwa klaim pengangguran awal meningkat 17.000 pada minggu yang berakhir 30 April menjadi 274.000.
Adapun logam mulia lainnya pada Kamis, perak untuk pengiriman Juli bertambah 2,60 sen, atau 0,15 persen, menjadi ditutup pada US$ 17,327 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik US$ 8,20, atau 0,78 persen, menjadi ditutup pada US$ 1.063,80 per ounce.
Belakangan ini, pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan pertambangan besar marak terjadi. Setelah PT Freeport Indonesia merumahkan karyawan, ada kabar PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) berencana memangkas jumlah karyawan.
CEO Freeport McMoran Richard Adkerson kembali datang ke Indonesia. Orang nomor satu di Freeport menyambangi kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kamis (4/5/2017) sore guna memulai perundingan dengan Pemerintah Indonesia terkait kelanjutan izin operasi dari PT Freeport Indonesia (PTFI)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan selesainya permasalahan terkait Freeport Indonesia. Menurutnya, tak ada lagi negoisasi buat perusahaan asal Amerika itu, semuanya sesuai dengan aturan yang ada.