Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkap rencana Inggris menanamkan modal besar-besaran di Indonesia setelah Presiden Joko Widodo berkunjung ke Uni Eropa pekan lalu. Kunjungan lima hari Jokowi itu memang ditujukan untuk mengundang investor datang ke Indonesia.
Dari empat negara yang dikunjungi, tiga di antaranya, yakni Belanda, Inggris, dan Jerman, berminat menanam modal di Indonesia. "Inggris paling menonjol," ujar Kepala BKPM Franky Sibarani di kantor BKPM, Jakarta, Senin, 25 April 2016.
Menurut Franky, hasil kunjungan ke Inggris jauh lebih besar dan matang. Ada 10-13 negosiasi bisnis yang dihasilkan. Di antaranya Unilever yang akan berinvestasi di proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan perusahaan farmasi Glaxo Smithkline (GSK). Total nilainya sekitar US$ 19,02 miliar.
Franky memperkirakan, investasi yang bisa didapat Indonesia dari ketiga negara itu US$ 20,5 miliar. Selain US$ 19,02 miliar dari Inggris, Jerman akan menginvestasikan US$ 875 juta dan Belanda US$ 604,2 juta.
Rencananya Jerman terlibat dalam proyek smelter nikel. Kerja sama sudah dijalin dengan PT Aneka Tambang (Antam). Sedangkan dengan Belanda, kata Franky, telah ada empat rencana investasi yang dibicarakan, tapi masih perlu pendalaman lebih lanjut.
Belakangan ini, pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan pertambangan besar marak terjadi. Setelah PT Freeport Indonesia merumahkan karyawan, ada kabar PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) berencana memangkas jumlah karyawan.
CEO Freeport McMoran Richard Adkerson kembali datang ke Indonesia. Orang nomor satu di Freeport menyambangi kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kamis (4/5/2017) sore guna memulai perundingan dengan Pemerintah Indonesia terkait kelanjutan izin operasi dari PT Freeport Indonesia (PTFI)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan selesainya permasalahan terkait Freeport Indonesia. Menurutnya, tak ada lagi negoisasi buat perusahaan asal Amerika itu, semuanya sesuai dengan aturan yang ada.