Kinerja Kuartal I: Produksi Newmont Nusa Tenggara Masih Menjanjikan
JAKARTA - Sepanjang kuartal I/2016, produksi emas dan tembaga di Tambang Batu Hijau yang dioperasikan PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT) meningkat signifikan dibandingkan dengan produksi pada periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2016 Newmont Mining Corporation, induk usaha PT NNT, produksi emas dari Batu Hijau mencapai 192.000 ounce, naik 79,44% dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya yang 107.000 ounce.
Sementara itu, meskipun tidak secemerlang emas, produksi tembaga dari Batu Hijau yang berlokasi di Nusa Tenggara Barat pun naik 3,67% dari 109 juta pon menjadi 113 juta pon.
Kenaikan produksi Indonesia tercatat paling signifikan dibandingkan dengan tambang Newmont lain di seluruh dunia. Bahkan, beberapa produksi beberapa lokasi tambang justru menurun.
Tambang Carlin di Amerika Utara mencatat penurunan produksi emas dari 229.000 ounce menjadi 206.000 ounce. Begitu pula dengan yang terjadi di Yanacocha di Amerika Selatan di mana produksi emasnya turun dari 248.000 ounce menjadi 180.000 ounce.
Penurunan produksi emas juga terjadi di Tambang Ahafo dan Akyem di Afrika. Sementara untuk tembaga, penurunan produksi dicetak Tambang Phoenix dan Boddington.
Belakangan ini, pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan pertambangan besar marak terjadi. Setelah PT Freeport Indonesia merumahkan karyawan, ada kabar PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) berencana memangkas jumlah karyawan.
CEO Freeport McMoran Richard Adkerson kembali datang ke Indonesia. Orang nomor satu di Freeport menyambangi kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kamis (4/5/2017) sore guna memulai perundingan dengan Pemerintah Indonesia terkait kelanjutan izin operasi dari PT Freeport Indonesia (PTFI)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan selesainya permasalahan terkait Freeport Indonesia. Menurutnya, tak ada lagi negoisasi buat perusahaan asal Amerika itu, semuanya sesuai dengan aturan yang ada.