Jakarta, EnergiToday-- Pemerintah berupaya merampungkan pembentukan induk usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Nantinya akan ada holding BUMN untuk sektor keuangan, energi, pertambangan, pangan, perumahan, dan kontruksi jalan tol.
VP Corporate Communication Pertamina sekaligus Ketua Tim Gugus Komunikasi Holding BUMN, Wianda Pusponegoro, menuturkan dari keenam holding tersebut, sektor pertambangan terlihat paling siap dalam hal konsolidasi di dalamya.
Holding BUMN Pertambangan terdiri dari PT Timah (Persero), PT Bukit Asam (Persero), PT Aneka Tambang (Persero), dan PT Inalum (Persero). Keempat perusahaan BUMN ini menunjukan konsolidasi yang kuat didalam pembentukan holding BUMN Pertambangan.
"Sektor pertambang terlihat lebih siap. Sisi konten mereka sudah maping, padahal mereka empat BUMN loh. Sosialisasi juga sudah dilakukan pada pkerja internal, ini menunjukan stakeholde utama siap. Saya berharap sosialisasi internal di sektor holding lainnya dapat meniru langkah holding BUMN Pertambangan ini," ujar Wianda, Kamis (3/11). Wianda mengaku ada keterlambatan dalam proses holding BUMN di sektor lainnya. Untuk itu dia berharap seluruh holding bisa terbentuk hari ini. (fd/ic/jn/pc)
Polemik Freeport Indonesia dengan pemerintah kini sudah mereda. Hal tersebut ditandai dengan hadirnya CEO Freeport McMoran Richard Adkerson yang bertemu Menteri ESDM Ignasius Jonan untuk mencabut rencana gugatan arbitrase dari Freeport.
SEKITAR 60 ribu hektare lahan di Provinsi Bangka Belitung sudah sangat kritis dan lebih dari 150 ribu hektare kritis akibat aktivitas pertambangan timah.
Pemerintah tengah memfokuskan pengembangan industri berbasis smelter khususnya berbasis bijih nikel dan stainless steel di kawasan Indonesia Timur. Salah satu fokus pengembangan adalah Kawasan Industri Morowali yang dikelola oleh PT Indonesia Morowali Industrial Park (PT IMIP), berlokasi di Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah.