Tambahan 4 Fasilitas Smelter Sepanjang Paruh ke-2 Tahun Ini
Kementerian ESDM menargetkan tambahan empat fasilitas pemurnian mineral atau smelter sepanjang paruh kedua tahun ini.
Berdasarkan data dari Kementerian ESDM, hingga awal bulan ini, telah terbangun 23 smelter. Rinciannya enam smelter nikel, satu smelter bauksit, satu smelter mangan, 11 smelter zirkon, dua smelter kaolin, dan dua smelter zeolit.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM, Sujatmiko mengatakan tambahan empat smelter tersebut rencananya dua untuk komoditi nikel, satu bauksit, serta satu smelter timbal dan seng. "Data yang sudah masuk ke Ditjen Minerba memang sudah 23 smelter. Diharapkan sampai akhir tahun bisa jadi 27 smelter," kata Sujatmiko, seperti dilaporkan dalam Bisnis.com, Selasa (14/6).
Meskipun begitu, jumlah smelter nikel yang terbangun tahun lalu itu masih jauh di bawah proyeksi yang mencapai 12 smelter nikel dengan total kapasitas bijih sebanyak 6,47 juta ton.
Pembangunan Smelter Grade Alumina Rrefinary (SGAR) yang memproduksi alumina di Mempawah, Kalimantan Barat memasuki tahap studi kelayakan alias feasibility study. Pembangunan smelter tersebut akan dilakukan oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Indonesia Aluminium (Inalum).
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mengajukan tambahan kuota ekspor nikel kadar rendah atau di bawah 1,7% sebesar 3,7 juta ton wet metrix ton (WMT). Padahal, Antam baru saja mengantongi izin ekspor bijih nikel kadar rendah (ore) sebesar 2,7 juta WMT.
Perusahaan tambang timah terbesar kedua dunia, PT Timah, Tbk (TINS) membukukan laba bersih Rp 251,9699 miliar di tahun 2016. DIbanding tahun 2016, laba bersih perseroan naik 150% dimana laba bersih tahun 2015 sebesar Rp 101,5 miliar.