logo
Short Landscape Advertisement Short industri pengolahan
News

Sudah 27 Smelter Berdiri Sejak 2012, Ini Daftarnya

Sudah 27 Smelter Berdiri Sejak 2012, Ini Daftarnya
Pemerintah berniat memperpanjang relaksasi ekspor konsentrat melalui revisi Undang Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batu bara (UU Minerba).

Demikian disampaikan Menko Kemaritiman sekaligus Plt Menteri ESDM Luhut Binsar Panjaitan, dalam rapat dengan Komisi VII DPR pekan lalu.

Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) meminta pemerintah mempertimbangkan baik-baik rencana itu. Sebab, revisi UU Minerba untuk membuka keran ekspor konsentrat bisa merusak iklim investasi.

Sudah banyak investor yang berminat membangun smelter di Indonesia, tentu kepercayaan mereka bisa hilang kalau ada relaksasi lagi. Selain itu, menurut data AP3I, sudah banyak juga smelter yang dibangun sejak 2012, setidaknya sudah 27.

"Meski ada yang sedang menghentikan kegiatannya, namun pada umumnya pembangunannya tetap berjalan karena dana investasi sudah dikeluarkan sejak dimulainya proyek dan mesin-mesin sudah langsung dibeli. Pada umumnya dana investasi 30% dari investor dan 70% kredit bank. Jadi alasan investor kehabisan dana sehingga proyek macet itu tak dapat diterima akal sehat. Lalu kreditnya yang sudah dicairkan itu dikemanakan?" ujar Wakil Ketua AP3I, Jonatan Handojo, kepada detikFinance di Jakarta, Senin (5/9/2016).

"Apakah investor seperti itu akan ditolong oleh pemerintah? Lalu apakah negara harus diperolok-olokkan di dunia internasional karena ini Undang Undang tidak konsisten?" tanyanya.

Berikut daftar 27 smelter yang sudah dibangun, sebagaimana dikutip detikFinance dari data AP3I:

1. PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara (Smelter Nikel), di Pulau Gebe
2. PT Well Harvest Winning Alumina (Alumina) - Ketapang
3. PT Karyatama Konawe Utara (Nikel) - Konawe Utara
4. PT Macika Mineral Industri (Nikel) - Konawe Selatan
5. PT Bintang Smelter Indonesia (Nikel) - Konawe Selatan
6. PT Kinlin Nickel Industry Indonesia (Nikel) - Konawe Selatan
7. PT Century Metalindo (Nikel) - Cikande Banten
8. PT Bintang Timur Multi Steel (Nikel) - Tigaraksa Banten
9. PT Cahaya Modern Metal Industri 1 (Nikel) - Unaha Konawe
10. PT CAHAYA MODERN METAL INDUSTRI 2 Nikel - MOROMBO KONUT
11. PT GEBE INDUSTRY NIKEL Nikel - GRESIK
12. PT SULAWESI MINING INVESTMENT Nikel - MOROWALI
13. PT KRAKATAU STEEL UNIT BLAST FURNACE Besi - CILEGON
14. PT HUADI NIKEL ALLOY INDONESIA Nikel - BANTAENG
15. PT TITAN MINERAL Nikel - BANTAENG
16. PT COR INDUSTRI INDONESIA Nikel - MOROWALI UTARA
17. PT MONOKEM SURYA Zircon - KARAWANG
18. PT HENG TAI YUAN Nikel - CILEGON
19. PT VIRTU DRAGON Nikel - KENDARI
20. PT GUANG CHING NICKEL & STAINLESS STEEL Nikel - MOROWALI
21. PT INDOFERRO Nikel - CILEGON
22. PT DELTA PRIMA Besi - TANAH LAUT
23. PT MERATUS JAYA IRON & STEEL Besi - BATULICIN
24. PT KRAKATAU POSCO Besi - CILEGON
25. PT GUANG CHING NIKEL Nikel - Morowali
26. PT MEGAH SURYA PERTIWI Nikel - Pulau Obi
27. PT KASMAJI Silica - Mojokerto

"Sebagian besar adalah pemegang izin IUI dari BKPM, dan investor banyak dari China. Total nilai investasi kurang lebih US$ 12 miliar," tutup Handojo.

http://finance.detik.com/
Tweet
Member PT Indotama Ferro Alloys
Member PT Tinindo Internusa
Member PT Kasmaji Inti Utama
Member PT Central Omega Resources Indonesia
Member PT Sulawesi Mining Investment
Member PT Huadi Nikel Alloy
Member PT Gebe Industri Nikel
Member PT Refined Bangka Tin
Member PT Monokem Surya
Member PT Macika Mineral Industri
Member PT karyatama Konawe Utara
Member PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara
Member PT Eunindo Usaha Mandiri
Member PT Delta Prima Steel
Member PT Century Metal indo
Member PT Cahaya Modern Metal Industri
Member PT Meratus Jaya Iron  Steel
Member PT Indoferro
Member PT Bintang Smelter Indonesia
Member PT Batutua Tembaga Raya
Member PT Smelting