Airlangga Tekankan Pentingnya Pengembangan Model Bisnis yang Berdaya Saing | News Update | AP3I
News
Airlangga Tekankan Pentingnya Pengembangan Model Bisnis yang Berdaya Saing
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Optimisme sektor industri terus terlihat pada kuartal IV 2021 dengan kembalinya PMI Manufaktur di level ekspansif dengan capaian 53,5. Utilisasi industri pengolahan juga terus meningkat dan mencapai yang tertinggi sebesar 67,6%.
Sementara Impor Barang Modal dan Bahan Baku juga tumbuh masing-masing 23,1% dan 60,5% secara year on year di bulan November 2021. Hal ini mencerminkan bahwa sektor industri semakin solid dalam menopang pemulihan ekonomi nasional.
“Melalui penciptaan pusat-pusat ekonomi baru, pembentukan kawasan strategis ekonomi, serta memberikan insentif yang menarik untuk berbagai Kawasan Industri (KI), termasuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Pemerintah terus mendorong pemulihan ekonomi dan peningkatan investasi di daerah,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan resminya, Kamis (27/01).
Baca Juga: Menko Airlangga: Presidensi G20 Sumbang PDB Indonesia Hingga Rp 7,4 Triliun
Airlangga dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan bahwa pengembangan KI diutamakan di luar Pulau Jawa dan difokuskan pada percepatan penyediaan sarana penunjang, infrastruktur, mempercepat perizinan, guna mendorong peningkatan investasi, juga bentuk-bentuk kerja sama antara Pemerintah dan Badan Usaha.
“Peningkatan daya saing di sektor industri tidak lepas dari dukungan infrastruktur, juga terkait dengan aplikasi teknologi. Tentunya industri yang berbasis hilirisasi, substitusi impor, orientasi ekspor, dan juga pendalaman struktur value chain membutuhkan SDM yang tangguh,” jelasnya.
Airlangga juga menyampaikan bahwa Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Sektor Industri.
Baca Juga: Presiden Lepas Ekspor 20.000 Ton Smelter Grade Alumina dari KEK Galang Batang
Melalui PP tersebut diharapkan dapat diwujudkan industri yang mampu menjadi pengungkit pengembangan ekonomi daerah, memperluas kesempatan kerja dan juga meningkatkan daya saing ekspor, serta mampu menarik investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Lebih lanjut, pemerintah juga terus melakukan percepatan program PSN melalui percepatan pembangunan infrastruktur kewilayahan guna mendukung pengembangan industri. Total investasi kegiatan tersebut mencapai Rp 5.698,5 triliun, dimana kontribusi dari swasta mendekati kisaran 70%. “Hingga bulan November tahun 2021, telah selesai sebanyak 32 proyek. Sementara itu, 25 proyek dan 7 program telah beroperasi sebagian, 93 proyek dalam tahap konstruksi, 10 proyek dalam transaksi, terutama financing, dan 48 proyek dalam tahap penyiapan,” ungkap Airlangga.
Sehubungan dengan Presidensi Indonesia dalam Forum G20 tahun ini, Airlangga kembali menegaskan bahwa momentum ini akan mendorong peningkatan lapangan kerja secara langsung, meningkatkan konsumsi domestik, dan meningkatkan PDB nasional.
Ini merupakan momentum bagi para pelaku usaha dan industri yang juga berada di dalam kawasan ataupun yang terhimpun dalam Kamar Dagang dan Industri Indonesia.
Baca Juga: Proyek Infrastruktur Senilai Rp 17 Triliun Siap Digelar
Tentunya hal ini juga akan difasilitasi dalam penyelenggaraan Business20 (B20), guna memperkuat kerjasama business to business antar para pelaku industri dan usaha.
Pemerintah juga akan terus menarik investasi, terutama untuk memperbaiki daya saing di berbagai sektor yang nilai tambah maupun value chain-nya perlu diperdalam, antara lain, makanan dan minuman, otomotif, kimia, farmasi, produk tekstil, dan kesehatan.
“Untuk itu, penting dikembangkan model-model bisnis yang tentunya bisa mendorong ekosistem yang lebih berdaya saing di pasar regional. Tentu kita harapkan agar pelaku usaha, pelaku ekonomi dan juga pengusaha dari HKI dapat memberikan masukan sekaligus upaya untuk menyerap dan mempromosikan investasi di Indonesia,” pungkas Menko Airlangga.