a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Ditargetkan Beroperasi 2024, Transasia Minerals dan Artha Bumi Bangun Smelter Nikel Rp28 Triliun

JAKARTA– Transasia Minerals Ltd, perusahaan pertambangan internasional yang berkantor pusat di Jakarta, pada Rabu (19/1/2022) mengumumkan rencananya untuk melanjutkan pembangunan fasilitas pengolahan nikel di Morowali, Sulawesi Tengah. Investasi proyek kerja sama dengan PT Artha Bumi Mining Group tersebut diperkirakan mencapai US$ 2 miliar atau sekitar Rp28 triliun.

Seperti dikutip Laotiantimes.com, fasilitas pengolahan nikel di Morowali ditargetkan selesai pembangunannya pada 2024, menyusul putusan Mahkamah Agung RI No 122/PK/TUN/2021 pada 10 November 2021 untuk mengembalikan Izin Usaha Pertambangan (IUP) bijih nikel Artha Bumi Mining Group.

Transasia akan fokus memproduksikan produksi feronikel dan nikel sulfat tingkat baterai EV, bahan baku yang digunakan untuk memproduksi baterai EV. Dengan Indonesia yang bergerak untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan ingin menarik investasi asing langsung (FDI), cadangan nikel negara yang melimpah menyediakan platform untuk meningkatkan rantai nilai dan menjadi pusat pembuatan baterai end-to-end.

Penelitian dari Fitch Solutions menunjukkan peluang pertumbuhan yang luar biasa untuk produksi nikel secara global, dengan perkiraan tingkat pertumbuhan 4% tahun-ke-tahun dari 2021 hingga 2030. Indonesia diperkirakan memimpin pertumbuhan ini, dengan produksi 1,13 juta ton nikel pada tahun 2025 , dan tumbuh menjadi 1,29 juta ton pada tahun 2030, dengan lokasi produksi utama di Sulawesi dan Maluku.

Unsur logam alami, nikel sulfat sebagian besar digunakan untuk memproduksi barang-barang seperti baja tahan karat atau baterai EV. Permintaan nikel telah melonjak dalam beberapa tahun terakhir, berkat meningkatnya kebutuhan baterai kendaraan listrik.

Maman Khairussalam, juru bicara Artha Bumi Mining Group, mengatakan tentang pengumuman tersebut, Pihaknya senang untuk melanjutkan pembangunan fasilitas berdasarkan bahan baku dari deposit bijih nikel kami yang dipulihkan dan berharap mendapat dukungan dari TransAsia Minerals.

“Manfaat fasilitas pengolahan nikel tidak hanya akan meningkatkan kesempatan kerja di Morowali, tetapi juga semakin memantapkan Indonesia sebagai pusat ekspor nikel sulfat, yang pada akhirnya memberikan dorongan bagi perekonomian Indonesia,” ujarnya.

Pavel Erokhin, CFO Transasia Minerals Ltd, mengatakan pihaknya sangat senang dapat bekerja sama dengan Artha Bumi Mining Group dan berkontribusi pada perekonomian Indonesia dan masyarakat lokal. MOU proyek ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 2016 di Sochi, Rusia, dalam pertemuan Presiden Indonesia Joko Widodo dan Presiden Rusia V. Putin di sela-sela KTT ASEAN-RUSSIA.

“Kami senang dapat memajukan proyek ini. Investasi dalam proyek ini merupakan bukti komitmen kami untuk menempatkan industri nikel ke dalam platform global dan menjadikan bangsa Indonesia sebagai pusat ekspor nikel sulfat,” ujar Erokhin. (RA)
Tweet
Member PT Indonesia Weda Bay Industrial Park
Member PT AMMAN MINERAL INDUSTRI AMIN
Member PT Indra Eramulti Logam Industri
Member PT Hengtai Yuan
Member PT Indotama Ferro Alloys
Member PT Tinindo Internusa
Member PT Kasmaji Inti Utama
Member PT Central Omega Resources Indonesia
Member PT Refined Bangka Tin
Member PT Monokem Surya
Member PT Macika Mineral Industri
Member PT karyatama Konawe Utara
Member PT Delta Prima Steel
Member PT Cahaya Modern Metal Industri
Member PT Meratus Jaya Iron  Steel
Member PT Bintang Smelter Indonesia
Member PT Smelting
Copyright © 2015 - AP3I.or.id All Rights Reserved,
Jasa Pembuatan Website by IKT| switch to mobile system