a a a a a
logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Kongkalikong Larangan Ekspor Tambang Lari ke China, Ternyata Indonesia Dapat Zonk

BANDA ACEH – Larangan ekspor tambang oleh pemerintah, mendapat kritikan keras dari pegiat sosial Said Didu yang sudah lama tak muncul melalui cuitannya.

Kembali muncul di dunia media sosial, Said Didu langsung tampar keras Jokowi yang menilai memberlakukan pelarangan ekspor bahan tambang seperti nikel, bauksit, tembaga hingga timah.

Cilakanya Said Didu mengkritisi larangan ekspor tersebut justru dengan membangun opini yang menyebutkan jika banyak negara yang dihentikan pasokan bahan tambang dari Indonesia.

Namun pengakuan Said Didu jika larangan ekspor bahan tambang dari Indonesia tersebut justru tidak berlaku bagi negara China.

“Stop ekspor, tapi dijual ke smelter milik China,” kata Said Didu.

Tak hanya menjual bahan tambang ke China, Said Didu juga mengungkap jika bahan tambang tersebut dijual sangat murah.

Adanya pengaturan harga bahan tambang oleh trader menjadikan hasil tambang dari Indonesia dilakukan oleh trader dengan harga murah.

“Harganya ‘diatur’ oleh trader dengan murah,” jelasnya.

Smelter China juga menjadi sorotan Said Didu yang menyebutkan jika fasilitas hingga tenaga kerja di Indonesia.

“Smelter China tersebut dapat fasilitas dari pajak. Gunakan tenaga kerja China. Bank China. Mesin China,” katanya.

“Terus Indonesia dapat apa?” katanya lagi, dikutip dari akun Twitter pribadinya, @msaid_didu, Jumat 21 Januari 2022.

Kongkalikong Larangan Ekspor Tambang Lari ke China, Ternyata Indonesia Dapat Zonk

Kritikan Terakhir Said Didu

Setelah lama tenggelam, berdasarkan pantauan redaksi, pemberitaan terakhir terhadap cuitan Said Didu yakni terkait bisni PCR.

Pemerintah secara resmi menurunkan tarif tes PCR di RI. Langkah ini diambil menyusul ribut-ribut tarif tes PCR di India yang jauh berlipat lebih murah ketimbang RI.

Ribut-ribut ini belakangan membuat Presiden Jokowi turun tangan, dan meminta agar Menteri Kesehatan Budi Gunadi segera menyesuaikan tarif tes PCR.

Di lain sisi, kolumnis Hersubeno Arief mengakui adanya keterlambatan penurunan harga tes PCR di RI.

Sebab, proyek ini sudah berjalan lebih dari 1,5 tahun, di mana para pelakon usaha tes PCR sudah untung besar dari peristiwa pandemi ini.

Bahkan, Hersobeno membongkar adanya importir tes PCR di RI yang sudah membeli pesawat pribadi karena saking besarnya keuntungan yang didapat. Info ini setidaknya didapat dari Mantan Sekretaris Menteri BUMN, Muhammad Said Didu. [Democrazy/hops]

Baca Selengkapnya: https://www.harianaceh.co.id/2022/01/21/kongkalikong-larangan-ekspor-tambang-lari-ke-china-ternyata-indonesia-dapat-zonk/#ixzz7Ibn5v2ev
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial Share Alike
Follow us: @kbharianaceh on Twitter | harianaceh.indonesia on Facebook
Tweet
Member PT Indonesia Weda Bay Industrial Park
Member PT AMMAN MINERAL INDUSTRI AMIN
Member PT Indra Eramulti Logam Industri
Member PT Hengtai Yuan
Member PT Indotama Ferro Alloys
Member PT Tinindo Internusa
Member PT Kasmaji Inti Utama
Member PT Central Omega Resources Indonesia
Member PT Refined Bangka Tin
Member PT Monokem Surya
Member PT Macika Mineral Industri
Member PT karyatama Konawe Utara
Member PT Delta Prima Steel
Member PT Cahaya Modern Metal Industri
Member PT Meratus Jaya Iron  Steel
Member PT Bintang Smelter Indonesia
Member PT Smelting
Copyright © 2015 - AP3I.or.id All Rights Reserved,
Jasa Pembuatan Website by IKT| switch to mobile system