logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Lima Sektor Pendorong PDB Kuartal IV 2021, Industri dan Perdagangan Terbesar

Lima Sektor Pendorong PDB Kuartal IV 2021, Industri dan Perdagangan Terbesar
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan sebanyak 63,8 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal IV-2021 didorong oleh lima sektor lapangan usaha yaitu industri, perdagangan, pertanian, konstruksi, dan pertambangan.

“Dari share-nya ekonomi kita terbesar itu di industri, perdagangan, pertanian, konstruksi dan pertambangan. Sektor-sektor ini mendominasi PDB Indonesia kurang lebih 63,8 persen,” kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers di Jakarta, Senin 7 Februari 2022.

Margo Yuwono merinci untuk sektor industri memiliki kontribusi terhadap PDB sebesar 18,3 persen, perdagangan 12,71 persen, pertanian 11,39 persen, konstruksi 10,48 persen, dan pertambangan 10,43 persen.

Kelima sektor tersebut tumbuh positif yakni untuk industri tumbuh 4,92 persen, perdagangan 5,56 persen, pertanian 2,28 persen, konstruksi 3,91 persen, dan pertambangan 5,15 persen.

Tak hanya lima sektor itu, hampir seluruh sektor lapangan usaha juga tumbuh positif yang meliputi transportasi dan pergudangan 7,93 persen, informasi dan komunikasi 6,21 persen, administrasi pemerintahan 0,98 persen, serta jasa pendidikan 0,7 persen.

Kemudian real estat 3,94 persen, akomodasi dan makanan minuman 4,95 persen, jasa lainnya 3,35 persen, jasa perusahaan 0,89 persen, jasa kesehatan 12,16 persen, pengadaan listrik dan gas 7,81 persen, serta pengadaan air 4,14 persen.

Di sisi lain Margo Yuwono menuturkan hanya sektor jasa keuangan yang mengalami kontraksi yaitu sebesar 2,59 persen karena adanya pelambatan jasa intermediasi perbankan.

Jasa intermediasi perbankan melambat akibat penurunan spread suku bunga referensi dan SBDK yang disertai penurunan pada pendapatan sekunder pada bank umum.

“Kemudian karena ada beban biaya operasional di kuartal IV dan juga adanya penurunan pendapatan dari berbagai usaha asuransi yang ada di Indonesia,” jelasnya.