logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Setelah Nikel, Jokowi akan Stop Ekspor Bauksit dan Tembaga Mentah

Setelah Nikel, Jokowi akan Stop Ekspor Bauksit dan Tembaga Mentah
JawaPos.com – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, Indonesia harus segera berpindah dari hanya mengekspor mineral mentah beralih menjadi produk hilirisasi. Salah satunya, ekspor bijih bauksit yang mulai dihentikan pada 2022, dan menyetop ekspor bijih tembaga pada tahun berikutnya.

“Nikel pertama, sudah stop. Tahun depan mungkin bisa stop bauksit, kalau smelter kita siap, stop bauksit. Tinggal kita bisa membuka lapangan kerja, hilirisasi industrialisasi di negara kita. Bauksit sudah, tahun depannya lagi stop tembaga karena smelter kita di Gresik sudah hampir selesai,” kata Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) secara virtual, Kamis (18/11).

Menurutnya, tujuan kebijakan larangan ekspor mineral mentah tersebut agar Indonesia dapat menikmati nilai tambah dari ladang sumber daya alamnya sendiri. Sebab, saat ekspor bijih nikel dihentikan, nilai barang bisa meningkat hingga 10 kali lipat.

Bahkan, Jokowi juga memperkirakan, setelah memberhentikan ekspor bijih nikel dan diganti dengan produk turunan seperti besi dan baja, maka nilai tambah bisa menyentuh USD20 miliar pada akhir 2021.

Jokowi berharap manfaat yang sama pada bauksit dan tembaga. Sehingga neraca perdagangan Indonesia dapat terus membaik yang pada ujungnya akan meningkatkan perekonomian nasional.

“Begitu bauksit juga sama, tembaga juga sama. Kenapa berpuluh-puluh tahun kita tidak lakukan ini?” tuturnya.

Jokowi meminta agar para pengusaha tidak lagi mengeluh saat harga nikel baik namun tidak dapat melakukan ekspor. Sebab fokus pemerintah adalah hilirisasi industri.

“Jangan ada yang ‘Pak ini kita nggak bisa lagi ekspor nikel harganya pas baik’. Iya (baik), tapi dalam strategi besar negara kita memerlukan ini (stop ekspor ore),” ucapnya.

Jokowi menambahkan, hilirisasi ini selain membuka peluang nilai tambah, juga memberikan dampak positif dimana banyak membuka lapangan pekerjaan baru. Sedangkan hubungan dengan negara lain masih tetap dapat dilakukan melalui jalur investasi dan lain-lain.

“Mereka mau tidak mau harus invest di Indonesia atau ber-partner dengan kita. Pilihannya itu saja, silakan kok mau invest sendiri bisa, mau dengan swasta silkan. Mau dengan BUMN silakan, kita terbuka,” pungkasnya.