logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Timah Berhasil Rebound Kembali Dekati Harga Tertinggi

Timah Berhasil Rebound Kembali Dekati Harga Tertinggi
PANGKALPINANG, www.wowbabel.com –- Harga timah kembali ke jalur harga tertinggi pada pembukaan perdagangan Kamis (14/10/2021) setelah pada penutupan perdagangan Rabu malam berhasil rebound. Timah sempat turun pada pagi harinya, lalu naik hingga mendekati rekor harga tertinggi.

Pada penutupan perdagangan, harga timah tiga bulan di London Metal Exchange (LME) berada di US$36.675 per metrik ton naik 1,7% dari harga sebelumnya. Kondisi pasokan timah yang belum stabil telah memacu kenaikan harga timah.

Tidak saja harga timah, harga logam lainnya di LME sebagian besar ditutup lebih tinggi. Tembaga naik 2,79%, , seng naik 5,31%, dan aluminium turun 0,36%.

Kondisi yang sama juga terjadi di pasar logam di Shanghai Futures Exchange (SHEF). Tembaga naik 1,9%, timbal naik 0,7%, seng naik 4,1%, dan aluminium turun 1,31%.

“Timah di SHFE turun setelah dibuka lebih tinggi, tapi kemudian rebound. Pasokan diperkirakan tumbuh karena pembatasan produksi pada smelter domestik telah berkurang dan timah impor mengalir ke pasar domestik. Penjatahan listrik telah membatasi permintaan hilir,” kata analis pasar Shanghai Metals Market (SHMM).

Kontrak timah di SHFE diperkirakan akan menemui resistensi di 277.000 yuan per metrik ton pada hari Kamis di tengah meningkatnya sentimen pasar.

SMM memperkirakan harga timah dunia di pasar global tetap berada di level tertinggi dalam waktu dekat. Pulihnya produksi di beberapa negara penghasil timah dalam jangka pendek tidak akan membuat harga berfluktuasi tajam.

“Secara umum, harga timah kemungkinan akan tetap pada level yang tinggi karena permintaan dan penawaran akan menjaga keseimbangan yang dinamis di masa depan,” demikian keterangan SMM yang dirilis kemarin.

Survei SMM menyebutkan produksi timah domestik Cina mencapai 13.018 metrik ton pada bulan September, turun 4,7% dari Agustus. Beberapa smelter di Yunnan mengurangi produksi secara signifikan, namun sebagian besar diimbangi oleh perusahaan lain yang dibebaskan dari pengaruh pembatasan energi. (wb)