logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Transasia Minerals Bangun Smelter di Morowali Senilai US$ 2 Miliar

JAKARTA, investor.id - Transasia Minerals Ltd, sebuah perusahaan pertambangan internasional yang berkantor pusat di Jakarta, mengumumkan rencananya untuk melanjutkan pengembangan fasilitas pengolahan (smelter) nikel di Morowali, Sulawesi Tengah, Indonesia. Proyek senilai US$ 2 miliar ini ditargetkan rampung pada 2024.

Hal ini menyusul putusan Mahkamah Agung RI No 122/PK/TUN/2021 pada 10 November 2021 untuk mengembalikan Izin Usaha Pertambangan (IUP) bijih nikel Artha Bumi Mining Group.

“Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan Artha Bumi Mining Group dan berkontribusi pada perekonomian Indonesia dan masyarakat sekitar,” kata Pavel Erokhin, CFO Transasia Minerals Ltd di Jakarta, kemarin

Menurut dia, MOU proyek ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 2016 di Sochi, Rusia, dalam pertemuan Presiden Indonesia Joko Widodo dan Presiden Rusia V. Putin di sela-sela KTT ASEAN-Russia.

“Kami senang pada akhirnya dapat menjalankan proyek ini. Investasi dalam proyek ini merupakan bukti komitmen kami untuk menempatkan industri nikel ke dalam platform global dan menjadikan bangsa Indonesia sebagai pusat ekspor nikel sulfat,” katanya.

Investasi proyek ini diperkirakan mencapai US$ 2 miliar, dan fasilitas tersebut akan berfokus pada produksi feronikel dan nikel sulfat tingkat baterai EV, bahan baku yang digunakan untuk memproduksi baterai kendaraan listrik.

“Kami senang dapat melanjutkan pembangunan fasilitas berdasarkan bahan baku dari deposit bijih nikel kami yang dipulihkan, dan kami berharap mendapat dukungan dari TransAsia Minerals. Manfaat fasilitas pengolahan nikel tidak hanya akan meningkatkan lapangan kerja di Morowali, tetapi juga semakin memantapkan Indonesia sebagai pusat ekspor nikel sulfat, yang pada akhirnya meningkatkan perekonomian Indonesia,” kata Maman Khairussalam, juru bicara Artha Bumi Mining Group.

Penelitian dari Fitch Solutions menunjukkan peluang pertumbuhan yang luar biasa untuk produksi nikel secara global, dengan perkiraan tingkat pertumbuhan 4 persen tahun-ke-tahun dari tahun 2021 hingga 2030. Indonesia diperkirakan akan memimpin pertumbuhan ini, dengan produksi 1,13 juta ton nikel pada tahun 2025, dan tumbuh menjadi 1,29 juta ton pada tahun 2030, dengan lokasi produksi utama di Sulawesi dan Maluku.

Unsur logam alami, nikel sulfat sebagian besar digunakan untuk memproduksi barang-barang seperti baja tahan karat atau baterai EV. Permintaan nikel telah melonjak dalam beberapa tahun terakhir, berkat meningkatnya kebutuhan baterai kendaraan listrik.

Transasia Minerals Ltd adalah perusahaan investasi milik swasta, dengan fokus utama pada sektor pertambangan, minyak & gas dan energi, dengan kantor pusat di Jakarta, Indonesia dan kantor perwakilan di Singapura dan Afrika Selatan.

Sementara Artha Bumi Mining Group adalah kemitraan Indonesia dari beberapa pemegang hak mineral bijih terafiliasi yang beroperasi di Morowali, Sulawesi Tengah, yang diperkirakan memiliki cadangan bijih nikel dengan nilai ekonomis yang besar.