News
Bumi Resources Kembangkan Kawasan Industri di Kaltim
JAKARTA (!) – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) akan mengembangkan kawasan industri di Kalimantan Timur. Perseroan menyiapkan lahan seluas 1.000 hektare untuk dibangun pabrik petrokimia, galangan kapal dan smelter yang akan mengandalkan energi batu bara.
“Studi kelayakan kawasan industri itu direncanakan selesai pada 2018 dan dilanjutkan dengan pencarian investasi,” papar Direktur Utama BUMI Ari Saptari Hoedaja, seusai bertemu dengan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Selasa (31/10),
Ari mengemukakan, saat ini sudah banyak investor asing yang tertarik ikut ambil bagian dalam pengembangan kawasan industri tersebut.
“Ada yang ingin bermitra, tetapi kami belum memutuskan karena masih menunggu hasil kajiannya. Untuk kawasan industri ini, kami berharap Kemenperin dapat mempermudah pemberian izin,” ujar Ari.
Kendati banyak investor asing tertarik, BUMI belum mengetahui teknologi yang akan digunakan kelak untuk industri di kawasan itu. Akan tetapi, hingga kini sudah ada tiga pilihan teknologi, yaitu dari Eropa, Amerika Serikat dan China.
Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi Elektronika Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk mendukung rencana BUMI tersebut.
“Kami akan bantu mempercepat penerbitan Izin Usaha Kawasan Industri (IUKI). Jika IUKI sudah terbit, proses pembangunannya dipastikan dapat segera dilakukan,” ungkap Putu, yang mendampingi Menperin dalam pertemuan itu.
Terkait dengan lokasi kawasan industri tersebut, Kemenperin berkeinginan agar kawasan industri tersebut dikembangkan di Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK). Namun, hal itu masih harus didiskusikan kembali secara terperinci.
“Studi kelayakan kawasan industri itu direncanakan selesai pada 2018 dan dilanjutkan dengan pencarian investasi,” papar Direktur Utama BUMI Ari Saptari Hoedaja, seusai bertemu dengan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Selasa (31/10),
Ari mengemukakan, saat ini sudah banyak investor asing yang tertarik ikut ambil bagian dalam pengembangan kawasan industri tersebut.
“Ada yang ingin bermitra, tetapi kami belum memutuskan karena masih menunggu hasil kajiannya. Untuk kawasan industri ini, kami berharap Kemenperin dapat mempermudah pemberian izin,” ujar Ari.
Kendati banyak investor asing tertarik, BUMI belum mengetahui teknologi yang akan digunakan kelak untuk industri di kawasan itu. Akan tetapi, hingga kini sudah ada tiga pilihan teknologi, yaitu dari Eropa, Amerika Serikat dan China.
Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi Elektronika Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk mendukung rencana BUMI tersebut.
“Kami akan bantu mempercepat penerbitan Izin Usaha Kawasan Industri (IUKI). Jika IUKI sudah terbit, proses pembangunannya dipastikan dapat segera dilakukan,” ungkap Putu, yang mendampingi Menperin dalam pertemuan itu.
Terkait dengan lokasi kawasan industri tersebut, Kemenperin berkeinginan agar kawasan industri tersebut dikembangkan di Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK). Namun, hal itu masih harus didiskusikan kembali secara terperinci.
