logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

CKRA punya Rp 200 M untuk tambang zirkon

CKRA punya Rp 200 M untuk tambang zirkon<br>
Jakarta. PT Cakra Mineral Tbk / CKRA akan mengakuisisi tambang zirkon tahun depan. Perusahaan ini telah menyiapkan anggaran maksimal
Rp 200 miliar untuk mendanai aksi korporasi tersebut.

Ada sejumlah potensi aset tambang yang sedang dalam proses due diligence alias uji tuntas. Hanya saja, Cakra Mineral masih merahasiakan lokasi dan potensi tambang yang dibidik.
Cakra Mineral berharap, uji tuntas rampung pada kuartal I 2017. "Namun semua sangat bergantung hasil due dilligence dan valuasi harga," ujar Dexter Sjarif Putra, Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Cakra Mineral Tbk kepada KONTAN, Jumat (4/11).

Akuisisi tambang zircon bukan tanpa maksud. Potensi permintaan zirkon dari pasar mancanegara masih besar. Selain China, Cakra Mineral melihat potensi pasar dari negara-negara di Eropa seperti Italia, Jerman dan Ukraina.

Hanya saja Cakra Mineral tak bisa mengail potensi pasar tersebut, karena stok bahan baku yang mini. Akibatnya, perseroan tak bisa mengerek utilisasi atau tingkat keterpakaian produksi hingga level maksimal.

Berkaca dari catatan kuartal III 2016, Cakra Mineral hanya bisa memproduksi 700 ton pasir zircon. Padahal kapasitas maksimal pengolahan sampai 1.500 ton. Dus, produksi perusahaan berkode saham CKRA di Bursa Efek Indonesia itu 46,67%.

Cakra Mineral menjalankan bisnis zircon melalui dua anak perusahaan. PT Takaras Inti Lestari yang berkantor di Palangkaraya, Kalimantan Tengah bergelut di bisnis pengolahan zirkon. Sementara PT Murui Jaya Perdana yang berkantor di Pontianak, Kalimantan Barat menjalankan pertambangan zirkon.

Selain perkara pasokan, rupanya zirkon menjadi satu-satunya kontributor penjualan Cakra Mineral tahun ini. Padahal, perusahaan ini memiliki empat kategori bisnis yakni pertambangan, perdagangan, investasi dan pabrik smelter.

Sepanjang sembilan bulan ini, penjualan neto Cakra Mineral masih tumbuh lebih dari tiga kali lipat ketimbang periode yang sama tahun lalu. Penjualan neto sekitar Rp 17,71 miliar pada sembilan bulan 2015 naik menjadi Rp 54,64 miliar pada sembilan bulan tahun 2016. Tahun ini semua penjualan pasir zirkon terserap oleh mancanegara.

Meski begitu, Cakra Mineral belum bisa lepas dari kungkungan rapor merah. Hingga 30 September 2016, masih mencatatkan rugi bersih sekitar Rp 20,12 miliar.

Peran bisnis pasir zirkon sebagai satu-satunya kontributor penjualan akan berlanjut hingga akhir tahun.

Namun, Cakra Mineral melihat ada peluang mengantongi penjualan pasir zirkon dari pasar domestik hingga 20%. Barulah, 80% selebihnya penjualan pasir zirkon di pasar ekspor.

Menurut pengalaman Cakra Mineral, permintaan pasir zirkon di pasar mancanegara cenderung lebih stabil ketimbang pasar domestik. "Saat ini harga dan permintaan masih stabil, porsi ekspor tentunya akan lebih dominan daripada domestik, hampir satu banding lima," terang Dexter