logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Inalum Lirik Kerja Sama Rp 25,6 T dengan Pabrik Baterai China

Inalum Lirik Kerja Sama Rp 25,6 T dengan Pabrik Baterai China
Jakarta, CNBC Indonesia- PT Inalum (Persero) tengah menjajaki kerja sama dengan produsen material baterai terbesar di China untuk kendaraan listrik, yakni Zhejiang Huayou Cobalt Company Ltd.

Menurut Direktur Utama PT Inalum (Persero) Budi Gunadi Sadikin, perusahaan China ini siap investasi hingga US$ 1,83 miliar atau setara Rp 25,6 triliun dan sedang mencari rekan lokal. Budi menyampaikan, memang sejak pertengahan tahun lalu, Huayou berencana untuk membangun smelter nikel di Indonesia.

Inalum sendiri masih dalam masa penjajakan dengan Huayou, namun Budi memastikan rekam jejak dan pengalaman Huayo sebagai perusahaan di sektor pengolahan hilir tak diragukan. Perusahaan, kata dia, telah berpengalaman di industri tambang khususnya mineral cobalt, nikel dan lithium terintegrasi.

"Huayou merupakan salah satu mitra strategis yang ingin kami ajak kerja sama karena telah berpengalaman di industri hilirisasi tambang dan juga pernah bekerja sama dengan berbagai perusahaan kelas dunia," jelasnya.

Lebih lanjut, Holding Industri Pertambangan melalui Inalum dan ANTAM juga berencana untuk membangun pabrik berteknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) dan Rotary Kiln-Electric Furnace ( RKEF) lewat kerja sama dengan Huayou. Kedua pabrik ini bisa mendorong hilirisasi nikel menjadi bahan baku baterai litium.


Zhejiang Huayou merupakan salah satu mitra strategis Inalum yang dikunjungi oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, dalam kunjungan kerjanya ke China, Jumat (17/5/2019).

"Semoga penjajakan ini dapat menghasilkan suatu kerjasama yang konkrit dengan Inalum untuk memajukan industri hilirisasi tambang di Indonesia," kata Presiden Direktur Huayou Chen Xuehua.

Adapun, Rini Soemarno menambahkan, penjajakan kerja sama ini dilakukan agar Holding Industri Pertambangan bisa memiliki mitra strategis dalam bidang teknologi dan pengembangan demi mempercepat realisasi hilirisasi tambang di Indonesia.

"Kita harus bisa masuk ke Industri hilir. Ini bisa diwujudkan jika kita terus bersinergi dan berkomitmen bersama membangun Indonesia. Jika ada hilirisasi maka pencipatan lapangan pekerjaan pun semakin meningkat," jelas Rini.