News
Uji Smelter, Kapuas Prima Coal (ZINC) Incar Penjualan USD43 Juta
JAKARTA – PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) mengumumkan smelter timbal milik perseroan mulai uji coba produksi secara komersil sejak 8 Januari 2022. Emiten produsen base metal di Indonesia menargetkan untuk tahun pertama ini, kapasitas produksi smelter mencapai sekitar 12.000 – 15.000 ton bullion timbal (Pb) dan bisa berkontribusi penjualan mencapai sekitar USD43 juta.
Direktur Utama Kapuas Prima Citra dan juga Direktur ZINC Hendra William mengaku bersyukur salah satu smelter perseroan yaitu smelter timbal (Pb) sudah mulai uji coba beroperasi secara komersil yang dilakukan dalam 2 tahap.
“Tahap pertama smelter timbal (Pb) akan memproses konsentrat timbal (Pb) dari PT Kapuas Prima Coal Tbk menjadi PbO (barang setengah jadi). Selanjutnya setelah terkumpul PbO yang cukup, akan dilanjutkan ke tahap kedua yaitu proses peleburan di blast furnace. Untuk estimasi tahap kedua diperkirakan sekitar bulan Februari 2022,”ujarnya.
Sebelumnya, ZINC menargetkan kapasitas produksi penuh dari smelter timbal akan mencapai 20.000 ton bullion per tahun dan diharapkan dapat memberikan tambahan terhadap pendapatan konsolidasi ZINC sekitar USD60-80 juta. ZINC berharap ke depannya hasil produksi dari smelter tersebut dapat diserap tidak hanya oleh pasar ekspor, namun juga oleh pasar dalam negeri agar dapat membantu percepatan proses hilirisasi yang dicanangkan oleh pemerintah.
Kata Hendra, untuk target penjualan timbal (Pb) Bullion saat ini yaitu akan diekspor ke negara China. Namun diharapkan seiring dengan adanya larangan ekspor mineral mentah dan target hilirisasi mineral oleh pemerintah, pemerintah berharap ke depan dapat memperluas pasar termasuk pasar domestik.
Direktur Utama Kapuas Prima Citra dan juga Direktur ZINC Hendra William mengaku bersyukur salah satu smelter perseroan yaitu smelter timbal (Pb) sudah mulai uji coba beroperasi secara komersil yang dilakukan dalam 2 tahap.
“Tahap pertama smelter timbal (Pb) akan memproses konsentrat timbal (Pb) dari PT Kapuas Prima Coal Tbk menjadi PbO (barang setengah jadi). Selanjutnya setelah terkumpul PbO yang cukup, akan dilanjutkan ke tahap kedua yaitu proses peleburan di blast furnace. Untuk estimasi tahap kedua diperkirakan sekitar bulan Februari 2022,”ujarnya.
Sebelumnya, ZINC menargetkan kapasitas produksi penuh dari smelter timbal akan mencapai 20.000 ton bullion per tahun dan diharapkan dapat memberikan tambahan terhadap pendapatan konsolidasi ZINC sekitar USD60-80 juta. ZINC berharap ke depannya hasil produksi dari smelter tersebut dapat diserap tidak hanya oleh pasar ekspor, namun juga oleh pasar dalam negeri agar dapat membantu percepatan proses hilirisasi yang dicanangkan oleh pemerintah.
Kata Hendra, untuk target penjualan timbal (Pb) Bullion saat ini yaitu akan diekspor ke negara China. Namun diharapkan seiring dengan adanya larangan ekspor mineral mentah dan target hilirisasi mineral oleh pemerintah, pemerintah berharap ke depan dapat memperluas pasar termasuk pasar domestik.
