logo
Short Landscape Advertisement Short ~blog/2022/2/1/pak prihadi
Bersama Kita Membangun Kemajuan Industri Smelter Nasional
News

Ungkap Faedah Larangan Ekspor Nikel, Jokowi: 19 Bulan Neraca Perdagangan Surplus

Ungkap Faedah Larangan Ekspor Nikel, Jokowi: 19 Bulan Neraca Perdagangan Surplus
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan larangan ekspor nikel membuahkan dampak positif.

"Sekarang ini sudah 19 bulan neraca perdagangan surplus, itu dari mana? Dari stop ekspor nikel. Muncul angka US$ 20,8 miliar. Dulu ekspor tanah yang ada nickel ore paling hanya US$2 miliar setahun, artinya ada lompatan yang tinggi sekali," paparnya dalam wawancara dengan Bisnis, Kamis, 6 Januari 2022.

Pemerintah melarang ekspor bijih nikel mulai 1 Januari 2020. Keputusan itu tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2019 yang diteken oleh menteri saat itu, Ignasius Jonan pada 28 Agustus 2019.

Jokowi pun menegaskan pemerintah terus menjalankan larangan ekspor barang tambang mentah.

"Setelah nikel, nanti tahun ini bauksit, sekarang sedang dimatangkan. Kita siapkan smelter," ujarnya.

Setelah bauksit, Jokowi menuturkan pemerintah akan mencoba larangan timah dan tembaga. "Kita harus berani!" katanya.

Menurut dia, kebijakan-kebijakan ini harus diambil karena bauran energi harus secepatnya dilakukan, baik melalui energi baru terbarukan (EBT), baik hidropower, angin, arus bawah laut, dan geothermal.

"Semua harus dikembangkan lagi sehingga tidak hanya ketergantungan pada batu bara. Indonesia punya potensi besar," ungkapnya.

Dia memandang problem transisi energi di semua negara adalah telanjur memakai batu bara yang lebih murah. "Sekarang jika mau dibelokkan ke EBT yang harga produksinya dua kali lebih mahal siapa yang akan bayar selisihnya?" kata Jokowi.